Blog
Penulis : M Nabil Gunawan Pengawas Redaksi : Isnan Chodri
Termenung ku bagai ribuan batu menghujani punggung
Sekalipun tak pernah dunia berbaik hati
Benda bernama “nasib” itu gontai berjalan tak pernah mengenal belas kasih
Berapa kali ku katakan “Semua orang mengenalnya”
Tak terkecuali seburit cahaya putih itu
Yang selalu tampak dari setetes embun, terpancar dari jeritan kecilnya, menari – nari dalam kalbu
Meluap –luap laksana oasis ditengah gurun tak bertuan
Rasa ini menusuk –nusuk akal sehat
Akan sebuah jua yang takpernah dianggap bak sebutir pasir ditengah padang intan permata
Deretan batu karang berjejer tak beraturan
Seakan menggambarkan nasib yang selalu tak menentu
Besar ataupun kecil, menghadap langsung ke tenangnya laut sore, ditemani hempasan angin sepoi
Aku adalah seorang pembual …
Malam kujalani dengan gaduhnya hati
Suara jangkrik malam bergema menggelora seakan sahuh-menyahut menciptakan komposisi akustik
yang amat teliti
Maha karya Tuhan alam semesta
Bak sebuah panah yang meluncur tak terkira menembus asa dan pikiran
Tak terelakan menusuk kalbu yang tak pernah berharap